.jpeg)
Kampoeng Batara adalah peradaban yang dibangun di tepi hutan. Kata ‘Batara’ sendiri merupakan singkatan dari Baca Taman Rimba. Inilah taman bermain bagi anak-anak tepi hutan, di mana mereka biasa bermain sambil belajar.
Banyak hal yang mereka pelajari, yang semuanya berakar pada budaya dan kearifan lokal. Anak-anak di Kampoeng Batara mahir memainkan alat-alat musik tradisional, jago silat, memukau ketika menari, piawai dalam seni peran, dan memahami nilai-nilai luhur yang terkandung dalam permainan tradisional yang rutin mereka mainkan.
.jpeg)
Semua kepiawaian itu dipamerkan oleh anak-anak Kampoeng Batara ketika menyambut kedatangan Direktur Sekolah Dasar, Kemendikbudristek, Dra. Sri Wahyuningsih, M.Pd., Selasa, 21 Desember 2021. Lokasi Kampoeng Batara cukup jauh dari pusat kota Banyuwangi, Provinsi Jawa Timur. Direktur sekolah Dasar dan rombongan harus melewati jalanan kecil yang menanjak untuk sampai ke Kampung Papring, lokasi Kampoeng Batara berada.
Sri Wahyuningsih bangga menyaksikan kemampuan anak-anak Kampoeng Batara. Anak-anak kampung di pinggir hutan yang dulunya terpinggirkan, kini menjadi anak-anak yang punya skill dan kepercayaan diri. Apresiasi yang tinggi pun diberikan kepada Widie Nurmahmudy, pendiri Kampoeng Batara.
”Saya terharu dan berbahagia sekali mendapat penyambutan seperti ini dari anak-anak Kampoeng Batara,” kata Sri Wahyuningsih yang didampingi Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Banyuwangi, Suratno, S.Pd., M.M., beserta jajarannya.
.jpeg)
”Saya juga kagum dengan berbagai kemasan makanan yang disajikan dengan konsep yang penuh kearifan lokal, tidak kalah oleh hotel berbintang. Kemasan makanan terbuat dari anyaman bambu yang merupakan hasil karya anak-anak dan masyarakat Kampoeng Batara. Makanannya juga sehat, bisa dipetik langsung dari alam sekitar,” lanjut Direktur Sekolah Dasar.
Sri Wahyuningsih menjelaskan, kedatangannya ke Kampoeng Batara untuk menggali dan melihat lebih dekat esensi Merdeka Belajar yang sudah lebih dulu diterapkan di Kampoeng Batara. Melalui optimalisasi permainan tradisional sebagai salah satu strategi percepatan kualitas pendidikan karakter menuju Pelajar Pancasila.
.jpeg)
“Kami berharap dengan permainan tradisionalnya ini Kampoeng Batara dapat mengangkat kearifan budaya Indonesia, khususnya di Kabupaten Banyuwangi. Diharapkan melalui permainan tradisional ini juga dapat meningkatkan kecintaan kita pada Tanah Air. Semoga ini menjadi inspirasi untuk seluruh masyarakat, khususnya peserta didik yang sedang kita siapkan menjadi generasi unggul di masa yang akan datang,” ujar Sri Wahyuningsih.
Ia menghimbau seluruh elemen masyarakat di mana pun berada untuk terus mempertahankan kebudayaan dan kearifan lokal. Tidak hanya mempertahankan sumber daya alam, tetapi juga tingkatkan kreativitasnya untuk mendorong dan meningkatkan budaya bangsa hingga mengenalkannya ke kancah global. Sikap kreatif dan berwawasan global merupakan salah satu indikator Pelajar Pancasila.
.jpeg)
“Kita semua harus tetap semangat, khususnya untuk anak-anakku semua di Kampung Papring. Semoga di bawah pengawasan Bapak Kepala Dinas Pendidikan, apa yang telah dilakukan di Kampoeng Batara dapat semakin ditingkatkan,” imbuhnya.
Pendiri Kampoeng Batara, Widie Nurmahmudy mengatakan tidak mudah mengajak anak-anak di tepi hutan untuk belajar. Didirikan tahun 2005, hanya 4 anak yang rutin datang ke taman baca tersebut. Maklum, literasi membaca warga di sana sangat rendah.
”Tapi seiring waktu, semakin banyak anak-anak yang datang bermain dan belajar di sini. Tidak ada paksaan untuk belajar kepada anak-anak,” kata Widie. Di sini mereka benar-benar merdeka, Merdeka Belajar.
Dalam kesempatan ini, Direktur Sekolah Dasar bersama para narasumber yang berkompeten dalam pendidikan karakter menggelar acara talkshow, dipandu oleh presenter TvOne, Indy Rahmawati. Acara talkshow itu dapat disaksikan di channel Youtube Direktorat Sekolah Dasar pada 31 Desember 2021. (Hendriyanto)