Membangun Kesadaran Asyiknya Belajar Mengajar Matematika melalui Pendekatan KGA

  • 21 Juli 2025
  • Informasi
  • Kunjungan: 543
Membangun Kesadaran Asyiknya Belajar Mengajar Matematika melalui Pendekatan KGA

Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), matematika merupakan ilmu tentang bilangan, hubungan antara bilangan, dan prosedur operasional yang digunakan dalam penyelesaian masalah mengenai bilangan. Matematika digunakan untuk menghitung, mengukur, menganalisis bentuk, serta memahami dan memecahkan berbagai masalah secara logis dan sistematis. Bentuk penyajiannya bisa dalam angka, simbol, dan rumus.

Bagi sebagian orang, belajar matematika terasa seperti berjalan di labirin tanpa peta. Bingung langkah dan tidak tahu cara mengerjakannya. Angka, simbol, dan rumus yang rumit seolah menuntut otak untuk terus berpikir. Maka tak heran jika banyak murid yang merasa pusing, frustrasi, bahkan takut saat berhadapan dengan pelajaran yang satu ini. Hal ini terjadi karena beberapa alasan. Pertama, matematika adalah pelajaran yang menuntut logika dan ketelitian tinggi. Sedikit saja salah langkah atau salah menulis angka atau keliru memahami soal, maka hasil akhirnya bisa salah total. Kedua, konsep dalam matematika sering bersifat abstrak. Tidak seperti pelajaran lain yang secara langsung bisa dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari. Ketiga, tekanan dari sistem pendidikan juga bisa menambah beban. Target nilai dan tuntutan guru atau orang tua bisa membuat murid belajar matematika terasa menakutkan.

Mengatasi rasa takut tersebut, perlu mengubah sudut pandang terhadap cara belajar mengajar pelajaran ini. Pertama, memahami konsep, bukan sekadar menghafal rumus. Banyak murid sudah merasa pusing dulu karena dia fokus menghafal rumus tanpa benar-benar tahu maknanya. Kedua, gunakan metode belajar yang sesuai dengan gaya belajar murid, bisa melalui video, gambar, permainan, dukungan alat bantu, atau latihan soal interaktif. Ketiga, jangan takut untuk bertanya. Terkadang, kita butuh penjelasan yang sedikit berbeda agar menjadi lebih jelas. Dengan pendekatan yang tepat, pelajaran yang semula dianggap sulit karena membuat kepala pusing bisa berubah menjadi tantangan seru yang justru melatih ketekunan dan cara berpikir logis.

Belajar mengajar matematika dapat menggunakan pendekatan KGA – Konkrit Gambar Abstrak.  Pendekatan KGA merupakan salah satu pendekatan pembelajaran matematika yang bertujuan untuk membantu murid memahami konsep matematika secara bertahap, mulai dari hal yang konkrit, kemudian beralih ke representasi visual, sampai ke bentuk abstrak yang lebih formal.

1. Konkrit (K)

Pada tahap ini, murid belajar matematika dengan menggunakan situasi atau masalah nyata dari kehidupan sehari-hari. Misalnya, menghitung jumlah buku yang ada di tas, membagi kue, atau mengukur panjang meja. Dengan pendekatan ini, murid akan menyadari bahwa belajar matematika itu berguna dan dekat dengan kehidupan mereka.

2. Gambar (G)

Setelah murid memahami konsep lewat gambar nyata, mereka mulai masuk ke tahap gambar, yaitu menggunakan benda peraga, diagram, atau model. Tahap ini menjadi jembatan dari dunia nyata ke dunia simbol. Misalnya, setelah belajar membagi kue, murid mulai menggambarkan pembagian kue dalam bentuk diagram atau bilangan pecahan. Penyajian gambar ini akan membantu murid memahami bentuk representasi matematika tanpa langsung “dilempar” ke simbol-simbol.

3. Abstrak (A)

Dengan pendekatan ini, murid sudah siap untuk memahami konsep dalam bentuk rumus, simbol, dan aturan formal matematika. Mereka sudah tidak lagi butuh benda nyata atau alat bantu, karena sudah memahami maknanya. Misalnya, murid sudah bisa menyelesaikan soal ½ + ¼ tanpa perlu menggambar kue atau diagram lagi. Tujuannya untuk mengembangkan kemampuan berpikir abstrak dan logis, seperti yang dibutuhkan dalam matematika tingkat lanjut.

Contoh sederhana penerapan KGA untuk konsep pecahan

  • Konkrit: Murid diminta membagi sebuah pizza menjadi bagian yang sama
  • Gambar: Murid menggambar lingkaran dan membaginya menjadi 4 bagian (1/4)
  • Abstrak: Murid mulai mengerjakan soal ½ + ¼ = ? dalam bentuk angka

Melalui pendekatan KGA ini, murid akan lebih mudah memahami matematika mulai dari konsep sampai ke relevansi di kehidupan nyata karena pendekatan ini mengikuti cara berpikir alami anak, yaitu dari konkret ke abstrak. Dengan demikian akan terbangun kesadaran murid bahwa belajar matematika itu asyik dan menyenangkan.

*Ditulis oleh Ine Rahmawati, Penelaah Teknis Kebijakan di Direktorat SD

Aksesibilitas
Ukuran Font
Mode Kontras Tinggi