Mendikbudristek Optimistis G20 Akan Bangkitkan Dunia Pendidikan

  • 10 Februari 2022
  • Informasi
  • Kunjungan: 11128
Mendikbudristek Optimistis G20 Akan Bangkitkan Dunia Pendidikan

Mendikbudristek Optimistis G20 Akan Bangkitkan Dunia Pendidikan

Tahun 2022 Indonesia memegang presidensi G20, sebuah forum kerjasama internasional yang terdiri dari 19 negara utama dan Uni Eropa.  Selama masa presidensi Indonesia berperan menentukan agenda prioritas dan memimpin rangkaian pertemuan G20. Ada banyak isu dalam negeri maupun global yang menjadi pembahasan dalam G20 salah satunya tentang pendidikan.

Dalam presidensi G20 Indonesia, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Riset dan Teknologi memimpin kelompok kerja pendidikan G20 atau G20 Education Working Group. Dan acara Kick Off G20 Education and Culture ini menjadi penanda dimulainya rangkaian agenda yang akan berlangsung sepanjang tahun 2022 .

Dalam sambutannya pada acara pengumuman bertajuk ‘Kick Off G20 on Education and Culture’ yang tayang melalui kanal YouTube KEMENDIKBUD RI, Rabu 9 Februari 2022, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Anwar Makarim mengumumkan agenda prioritas bidang pendidikan dan kebudayaan yang akan didorong pemerintah Indonesia. Ia juga menyampaikan optimistis G20 akan bangkitkan dunia pendidikan apalagi di tengah pandemi Covid-19 yang masih melanda.

Mendikbudristek Optimistis G20 Akan Bangkitkan Dunia Pendidikan

“Presidensi G20 Indonesia yang diterima Bapak Presiden Joko Widodo pada Desember 2021 adalah sangat tepat khususnya untuk bidang pendidikan, karena kita di Indonesia, dan semua negara di dunia saat ini sedang berupaya bangkit dari pandemi Covid-19,” ujar Nadiem Makarim dengan tegas.

Menteri Nadiem juga mengatakan momentum kepemimpinan ini dinilai tepat karena pada saat seperti inilah Indonesia dapat menunjukkan karakter bangsa yang luar biasa. Salah satu nilai dasar dari bangsa Indonesia adalah gotong royong.

“Jadi semakin penting untuk membantu kita dan dunia untuk pulih dan bangkit khususnya dunia pendidikan,” jelas Nadiem. Mendikbudristek juga menekankan pentingnya gotong royong sebagai solusi dalam membahas agenda prioritas pendidikan G20 yang akan dipimpinnya tersebut.

"Saya semakin sadar pentingnya gotong royong, salah satu nilai dasar dari bangsa kita yang sekarang menjadi semakin penting untuk membantu kita untuk pulih dan bangkit," ucap Nadiem.

Menurut Nadiem, gotong royong merupakan gagasan mendasar untuk menyukseskan program Merdeka Belajar yang digagas oleh Kemendikbudristek, khususnya dalam penerapan kurikulum prototipe.

Kurikulum prototipe sendiri didesain untuk mengedepankan pembelajaran berbasis proyek dan memberikan kemerdekaan bagi guru dalam merancang proses pembelajaran. ”Kurikulum ini fokus pada kompetensi yang esensial dan juga relevan,” jelas Nadiem.

Kurikulum baru yang ditawarkan tersebut dirasa dapat membantu Indonesia dalam mencapai empat tujuan prioritas dalam Education Working Group (EdWG) G20.

Mendikbudristek Optimistis G20 Akan Bangkitkan Dunia Pendidikan

Dalam kesempatan tersebut Dirjen Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Iwan Syahril mengungkapkan jika Indonesia akan mengangkat empat prioritas pendidikan dan kebudayaan pada Presidensi G20 mendatang.

Terdapat empat isu pendidikan yang akan dibahas selama Presidensi Indonesia. Pertama adalah mengenai isu Pendidikan yang Berkualitas atau Universal Quality Education.

“Isu ini diangkat dari tantangan dan pemerataan akses pendidikan di semua tingkatan, khususnya untuk kelompok-kelompok rentan dalam upaya pemulihan Covid-19. Isu ini juga bentuk komitmen Indonesia dalam mewujudkan akses pendidikan yang berkualitas untuk semua sesuai dengan SDG’s keempat,” terang Iwan.

Isu yang kedua adalah Digital Technologies in Education atau Teknologi Digital dalam Pendidikan. Iwan menjelaskan Indonesia ingin menajamkan diskusi dan solusi tentang bagaimana teknologi digital sebagai jawaban atas pemerataan akses dan keadilan sosial pada bidang pendidikan.

Lalu kemudian isu yang ketiga adalah Solidarity and Partnerships atau Solidaritas dan Kemitraan. Iwan menambahkan isu berkaitan dengan kearifan bangsa Indonesia yaitu gotong royong.

“Kita menawarkan kearifan bangsa Indonesia sebagai bagian dari re-imagining the future, karena kita percaya hanya dengan saling bekerja sama dan saling mendukung dapat menyelesaikan berbagai permasalahan global,” terang dia.

Semenatra yang keempat, adalah The Future of Work Post COVID-19 atau Masa Depan Dunia Kerja Pasca COVID-19. Kemendikbudristek berpandangan bahwa kebutuhan dunia kerja pasca pandemi COVID-19 mengalami perubahan.

“Oleh karena itu dunia perlu melakukan perubahan bagaimana pendidikan dapat memiliki jawaban atas tantangan dunia pada masa depan,” imbuhnya.

Sementara itu Sekretaris Jenderal Kementerian Ketenagakerjaan Anwar Sanusi dalam sambutannya ia  mengatakan, Indonesia dinilai memiliki posisi strategis dalam pertemuan forum G20. Momentum tersebut harus dimanfaatkan untuk memperjuangkan kepentingan nasional bidang ketenagakerjaan yang memberikan dampak pada perekonomian global, termasuk pasar tenaga kerja.

"Ini momentum sangat berharga bagi Indonesia dalam membangkitkan kembali roda perekonomian akibat pandemi COVID-19, dengan memperbaiki iklim ketenagakerjaan melalui percepatan vaksinasi, serta meningkatkan kepercayaan masyarakat dunia untuk bangkit bersama menata kembali perekonomian dunia," ujarnya.

Anwar mengungkapkan Presidensi G20 merupakan kehormatan Indonesia untuk turut andil mencari jalan keluar dari pandemi COVID-19. Hal ini dapat dilakukan melalui inisiatif konkret yang mendorong pemulihan kondisi ketenagakerjaan secara global.

"Pembahasan isu-isu dalam Presidensi G20 Indonesia diharapkan dapat saling memperkuat satu dengan yang lain agar bisa menghasilkan sesuatu yang bermanfaat untuk Indonesia maupun dunia," imbuhnya.

Dalam mendukung Presidensi G20 Indonesia bidang ketenagakerjaan, pihaknya mendorong partisipasi dan kolaborasi dari L20. Sehingga menghasilkan masukan yang dapat memperkaya kebijakan bidang ketenagakerjaan.

"Kami berharap komunitas L20 akan memberikan tawaran-tawaran yang konkret dari pertemuan G20," pungkasnya. (Hendriyanto)

 

Penulis: Hendriyanto
Editor: Lailatul Machfudhotin

Aksesibilitas
Ukuran Font
Mode Kontras Tinggi