Mendikbud Luncurkan Merdeka Belajar Episode Kedelapan: SMK Pusat Keunggulan

  • 17 Maret 2021
  • Informasi
  • Kunjungan: 6212
Mendikbud Luncurkan Merdeka Belajar Episode Kedelapan: SMK Pusat Keunggulan

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Anwar Makarim meluncurkan Merdeka Belajar Episode Kedelapan yaitu program SMK Pusat Keunggulan. Nadiem mengatakan kebijakan ini merupakan upaya pemerintah menghasilkan lulusan SMK yang berkualitas.

“Program SMK Pusat Keunggulan ini merupakan realisasi dari visi Pak Presiden mengenai sumber daya manusia (SDM) Indonesia unggul melalui pendidikan vokasi dan untuk meningkatkan objek SDM di dalam negeri,” ujar Nadiem dalam peluncuran Merdeka Belajar Episoden Kedelapan: SMK Pusat Keunggulan secara daring, Rabu, 17 Maret 2021.

Mendikbud juga mengakui saat ini masih banyak SMK di Indonesia yang belum memenuhi kebutuhan kerja. Masih banyak tantangan dan persoalan yang harus dibenahi untuk menghasilkan lulusan SMK terbaik. Diantaranya meningkatkan kompetensi guru, kepala sekolah dan melakukan sinergi antara berbagai macam pemangku kepentingan.

“Termasuk dan yang terpenting adalah bersinergi dengan dunia kerja seperti perusahaan dan industri. Ini masih sangat kurang partisipasinya,” jelas Nadiem.

Selain itu ia melanjutkan, harus dibenahi pengembangan kurikulum bersama dunia kerja, menambahkan fasilitas sekolah yang sesuai dengan standar di satuan SMK, dan terakhir yang harus dibenahi adalah manajemen sekolah yang masih terbebani berbagai macam isu-isu administratif.

Menurut Nadiem, program SMK Pusat Keunggulan nantinya akan menghasilkan lulusan yang terserap di dunia kerja atau menjadi wirausaha. Ia juga menegaskan Kemendikbud akan melakukan link and match antara pendidikan vokasi dengan dunia kerja.

"Lulusan SMK diproyeksikan untuk bekerja dan diserap oleh industri, melanjutkan studi, dan bekerja untuk diri sendiri atau wirausaha," ucap Mendikbud. Melalui program ini, SMK Pusat Keunggulan harus melakukan kerja sama dengan industri dimana keterlibatan dunia kerja di segala aspek penyelenggaraan pendidikan vokasi.

Tidak hanya itu, SMK Pusat Keunggulan juga wajib melakukan delapan langkah yang telah ditetapkan, yaitu kurikulum yang disusun bersama dengan industri, pembelajaran berbasis proyek riil dari dunia kerja, jumlah dan peran guru atau instruktur dari industri dan ahli dari dunia kerja, praktik kerja lapangan atau industri, sertifikasi kompetensi, pemutakhiran teknologi dan pelatihan bagi guru atau instruktur.

Selain itu Kemendikbud akan menambahkan pembinaan dari perguruan tinggi terutama dari prodi vokasi kepada SMK. Dari 895 SMK yang terlibat, akan diprioritaskan pada 7 sektor yaitu ekonomi kreatif, permesinan, konstruksi, hospitality service, maritim, pertanian dan kerjasama luar negeri.

“Karena dari 7 sektor pekerjaan ini adalah pekerjaan yang dibutuhkan oleh Indonesia untuk 30 sampai 45 tahun ke depan. Karena sektor ini adalah sektor-sektor yang tidak bisa digantikan dengan teknologi,” paparnya.

Untuk menyukseskan program ini, Nadiem menyampaikan harus ada peran dari berbagai pihak, termasuk pemerintah daerah yang harus bersama-sama dengan Kemendikbud melakukan sosialisasi program SMK Pusat Keunggulan. Serta melakukan evaluasi penyelenggaraan program SMK Pusat Keunggulan.

“Semoga program SMK Pusat Keunggulan ini bisa menjadi awal benih daripada transformasi SMK kita. Semoga 900 SMK yang akan berpartisipasi di tahun ini bisa menjadi pelatih dan mentor untuk SMK-SMK lainnya. Harapannya di masa depan bahwa lulusan SMK bisa berkarya dengan inovatif dan diperebutkan oleh para pelaku industri ataupun universitas-universitas terbaik kita,” harapnya.

Dalam kesempatan yang sama, Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Muhammad Tito Karnavian menyampaikan, Indonesia adalah negara yang kaya dengan memiliki keberagaman revenue atau income dari sumber daya alam seperti pertanian, perkebunan, pertambangan dan kelautan. Oleh karena itu ia mengatakan, dengan kekayaan sumber daya alam ini dapat memberikan potensi untuk lapangan pekerjaan yang sangat besar.

“Untuk memenuhi lapangan pekerjaan itu maka diperlukan kemampuan SDM yang mumpuni sesuai dengan bidang lapangan pekerjaan. Untuk itu Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan salah satu upaya untuk merebut dan mengisi lapangan pekerjaan tersebut dan menciptakan tenaga kerja yang betul-betul terlatih dan menguasai keahliannya,” papar Tito.

Selain peluang dari SDA yang besar di Indonesia, lanjut Mendagri, ditambah dengan mulai banyaknya bermunculan lapangan pekerjaan baru seperti jasa modern yang berbasis teknologi informasi. Peluang industri baru ini juga memerlukan keahlian-keahlian tersendiri. Oleh karena itu peran sekolah kejuruan sangat penting untuk menciptakan sumber daya manusia yang ahli dan khusus di bidangnya, dan bisa mengisi lapangan pekerjaan. Hanya persoalannya, bagaimana mencocokkan antara permintaan dari lapangan pekerjaan dengan SDM yang dibutuhkan.

“Nah, niat baik Kemendikbud dalam melakukan revitalisasi pendidikan vokasi SMK sebagai pusat keunggulan ini perlu didukung oleh semua pihak, termasuk oleh pemda yang harus mendukung program ini dengan mengarahkan SMK dengan potensi yang dimiliki di daerah masing-masing. Sehingga setelah siswa lulus bisa langsung terserap ke lapangan pekerjaan di daerah tersebut. Mari kita dukung program Merdeka Belajar Episode Kedelapan ini,” ujarnya. (Hendriyanto)

Aksesibilitas
Ukuran Font
Mode Kontras Tinggi