Beragam Tantangan Fasilitator Sahabat Sekolah Dasar

  • 09 Desember 2025
  • Berita
  • Kunjungan: 93
Beragam Tantangan Fasilitator Sahabat Sekolah Dasar

Tak mudah mendampingi aktivitas murid-murid Tim Sahabat Sekolah Dasar. Pasang surut mendampingi mereka menuntut kesabaran tinggi guru. Hal tersebut dirasakan Rindy Alyzia, guru kelas 6 SD Inpres Kwamki II Mimika, Papua Tengah. 

Menurut Rindy, mengoordinasi kelima muridnya tak semudah membalik telapak tangan. Menstimulus mereka untuk memunculkan ide-ide baru perlu upaya ekstra. “Anak-anak sekarang memang kritis. Tapi kalau untuk hal-hal yang bersangkutan dengan pembelajaran, kadang-kadang nge-lag (lambat),” ujarnya saat mendampingi murid-muridnya di acara Semarak Sahabat Sekolah Dasar di Hotel Discovery Ancol Jakarta, Senin sore (8/12/2025).

Berikutnya, saat pelaksanaan aksi nyata, kadang Tim Sahabat Sekolah Dasar melanggar program yang mereka adakan. Misalnya, mereka mengampanyekan tidur cepat dan bangun pagi. Ada anggota Tim yang malah terlambat datang ke sekolah.

“Jadi teman-temannya bilang, ‘Padahal Sahabat Sekolah Dasar loh, tapi kok terlambat’. Dikritik teman yang lain, mereka mulai down. ‘Ibu guru, saya nggak mau deh jadi Sahabat Sekolah Dasar. Saya terlambat sedikit aja, mereka marah’,” kata Rindy sembari tersenyum, menirukan suara murid-muridnya. 

Rindy kemudian memberikan motivasi dan pemahaman bahwa mereka adalah contoh bagi teman-teman yang lain. Anak-anak pilihan harus mengubah diri dulu sebelum mengubah orang lain. Setelah itu semangat mereka kembali membara. 

Tantangan lainnya adalah kurangnya rasa percaya diri saat berdiri di hadapan murid-murid lain. Mereka masih malu tampil di depan umum. “Apalagi di depan kakak-kakak kelas,” ungkap Rindy. Untuk mengatasinya, Rindy mengajak mereka berefleksi dan membangun semangat mereka kembali. 

Salah satu cara efektif yang dilakukan Rindy adalah mengiming-imingi mereka hadiah. Kalau programnya berhasil, kata Rindy, ia akan mengajak mereka jalan-jalan. “Misalnya nanti kita jalan-jalan, berenang di tempat pemandian,” ucapnya. Selain di kolam renang, tempat pemandian lainnya adalah sungai yang jumlahnya lumayan banyak di daerahnya.  

Rindy bersyukur perubahan setelah program Sahabat Sekolah Dasar berjalan di sekolahnya sudah tampak. Muncul rasa tanggung jawab di kelima murid-muridnya. Murid-murid lainnya juga kelihatan lebih disiplin, tidur cepat, rajin beribadah, dan senang berolahraga. Bahkan sekolah mereka meraih prestasi, misalnya juara 2 Senam Anak Indonesia Hebat se-Papua.  

“Mengajarkan adik-adik kelas yang belum lancar membaca, menjadi lebih ramah dengan pembiasaan 5S (Senyum, Sapa, Salam, Sopan, dan Santun),” tutur Rindy. Ada jurnal yang diisi oleh orang tua untuk mengetahui kebiasaan anak-anak di rumah. 

Adelina Wattimena, orang tua Alvaro Gavriel Agustin Unawekla, yang hadir ke Jakarta di sela kerja dinas, mengaku senang dengan perubahan anaknya setelah menjadi Tim Sahabat Sekolah Dasar. Kebiasaan yang ditanamkan di sekolah diterapkan pula di rumah. Awalnya ia kaget anaknya berubah menjadi lebih sopan dan rajin beribadah. “Sekarang dia kalau bangun tidur beres-beres, sebelumnya tidak,” katanya.  

Baik Rindy maupun Adelina berharap program Sahabat Sekolah Dasar terus berlanjut di tahun-tahun berikutnya. “Harus ada Sahabat Sekolah Dasar angkatan kedua, ketiga, keempat, sampai seterusnya,” ucap Rindy. “Karena 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat ini sudah mewakili kebiasaan baik yang anak-anak miliki.”* (Billy Antoro) 
 

Aksesibilitas
Ukuran Font
Mode Kontras Tinggi